Senin, 30 Juni 2008

Amal-amal Penyelamat Umat MuhammadPenulis

Penulis : KH Abdullah Gymnastiar
Suatu ketika terjadi tabrakan yang sangat keras antara dua kendaraan, yang menyebabkan pengendaranya luka berat. Masyarakat pun berdatangan untuk memberikan pertolongan.
Pengendara pertama yang ditolong ternyata seorang pemuda. Wajahnya bersih bersinar dan tampak tersenyum kendati tubuhnya penuh luka. Ia tengah menghadapi sakaratul maut. Kedua bibirnya tampak bergerak-gerak seperti mengucapkan sesuatu.
Seseorang yang menolongnya mencoba mendekatkan telinganya ke bibir pemuda itu, ia tercenung bercampur haru dan takjub. Apa yang didengarnya? Ternyata pemuda itu tengah melafalkan ayat suci Alquran hingga menghembuskan napas terakhirnya.
Adapun pengendara kedua, juga seorang pemuda. Tubuhnya penuh luka, dan bibirnya pun bergerak-gerak seperti mengucapkan sesuatu. Si penolong itu merasa penasaran dan mendekatkan telinganya ke bibir sang pemuda. Apa yang didengarnya? Ternyata dari bibir pemuda itu terlantun sebuah lagu //rock//, dan ini terus terdengar dari mulutnya hingga tarikan napasnya yang penghabisan.
Belakangan si penolong mengetahui lebih jauh tentang siapa pemuda yang pertama tadi. Ternyata pemuda itu tengah melakukan tugas rutin yang dilakukannya setiap bulan, yaitu mengunjungi fakir miskin di suatu kampung untuk membagikan makanan dan pakaian bekas yang ia kumpulkan selama satu bulan.
Saat kejadian itu pun tampak di mobilnya beberapa bungkus makanan dan pakaian. Sementara di dashboard mobilnya ditemukan beberapa kaset bacaan Alquran dan ceramah.
Bagaimana dengan pemuda yang satunya lagi? Tentu tidak perlu diungkapkan lebih lanjut di sini. Hanya saja, dengan kejadian tersebut, si penolong dan tentu kita semua seakan diberi gambaran oleh Allah SWT tentang amal seseorang ketika hidup dan kira-kira apa yang dialami keduanya setelah nyawanya tercerabut.
Oleh karena itu, Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah menukilkan sebuah Hadis Rasulullah yang cukup panjang tentang amalan-amalan yang bisa menyelamatkan seseorang dari kesulitan di akhirat kelak. Hadis yang diriwayatkan oleh Abu Musa Al-Madini berbunyi, Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya aku semalam bermimpi melihat hal yang sangat menakjubkan. Aku melihat seorang dari umatku yang didatangi oleh malaikat untuk mencabut nyawanya, lalu datang amalnya kepadanya dalam berbakti kepada dua orang tuanya, sehingga amal itu membuat malaikat itu kembali lagi.
Aku melihat seseorang yang telah dipersiapkan kepadanya siksa kubur, lalu datang wudhunya, sehingga wudhunya itu menyelamatkannya dari siksa kubur.
Aku melihat seseorang yang telah dikepung banyak setan, lalu datang kepadanya zikirnya kepada Allah, sehingga zikirnya itu mengusir setan-setan tersebut darinya.
Aku melihat seseorang yang kehausan, sedang tiap kali ia mendekati telaga, ia diusir darinya.
Aku melihat seseorang yang kehausan, sedang tiap kali ia mendekati telaga, ia diusir darinya. Lalu, datanglah shaum Ramadhannya, sehingga shaumnya itu memberikan minum kepadanya.
Aku melihat seseorang di mana para nabi masing-masing duduk dalam halaqah, ia diusir dan dilarang untuk bergabung ke dalamnya. Lalu, datanglah mandinya dari hadas besar, sehingga mandinya itu membimbing ia dengan memegang tangannya seraya mendudukannya di sampingku.
Aku melihat seseorang yang di depannya gelap sekali, begitu pula di belakang, atas, dan bawahnya, sehingga ia kebingungan mencari arah jalannya. Datanglah kepadanya haji dan umrahnya, lalu keduanya mengeluarkan ia dari kegelapan tersebut dan memasukkannya ke dalam tempat yang terang sekali.
Aku melihat seseorang yang melindungi mukanya dengan tangannya dari panasnya kobaran api, lalu datang sedekahnya kepadanya dengan menutupi kobaran api dari mukanya seraya membimbingnya ke hadapan Allah SWT.
Aku melihat seseorang yang mengajak bicara orang-orang mukmin, tetapi mereka mendiamkannya. Datanglah silaturahminya seraya berkata, 'Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya ia adalah orang yang melakukan silaturahmi, maka ajaklah dia bicara'. Maka, orang tersebut diajak bicara oleh semua orang mukmin dan mereka mengulurkan tangan untuk berjabatan dengannya, sementara ia pun mengulurkan tangannya untuk berjabatan dengan mereka.
Aku melihat seseorang yang telah dicengkeram Malaikat Jabaniyyah, lalu datanglah kepadanya amal ma'ruf nahyi munkar-nya, hingga amalnya itu menyelamatkan ia dari siksa Jabaniyyah dan memasukannya ke dalam lingkungan malaikat rahmat.
Aku melihat seseorang yang jalannya merangkak dengan kedua lututnya dan di depannya terdapat tabir yang memisahkan ia dengan Allah, lalu datanglah akhlak baiknya seraya memegang tangan dan membimbingnya ke hadirat Allah SWT.
Aku melihat seseorang yang catatan amalnya datang dari sebelah kirinya, lalu datanglah takwanya kepada Allah dan mengambil buku tersebut dengan meletakkannya di tangan kanannya.
Aku melihat orang yang timbangan amalnya sangat ringan, lalu datang anak-anaknya yang meninggal waktu kecil, sehingga mereka memberatkan timbangan amal baiknya tersebut.
Aku melihat seseorang yang berdiri di tebing Jahannam, lalu datanglah harapannya kepada Allah, hingga harapannya itu menyelamatkannya dari Jahannam dan ia berjalan menuju syurga dengan selamat.
Aku melihat seseorang yang terpelanting di atas neraka, lalu datanglah air matanya karena takut pada Allah, hingga air mata itu menyelamatkannya dari jatuh ke neraka.
Aku melihat seseorang yang tengah berada di atas jembatan dengan tubuh gemetar, lalu datang husnudzannya pada Allah, hingga sikapnya itu menjadikan dia tenang dan ia pun berjalan dengan lancar
Aku melihat seseorang yang jatuh bangun di atas jembatan. Terkadang ia merangkak, terkadang pula ia menggantung. Lalu datanglah shalatnya menegakkan kedua kakinya dan menyelamatkannya hingga ia mampu menyeberangi jembatan sampai ke pintu syurga.
Aku pun melihat pula seseorang yang telah sampai ke pintu syurga, semua pintu ditutup baginya. Lalu datanglah syahadatnya, sehingga dibukalah pintu syurga dan ia pun bisa masuk ke dalamnya".

IMAN KEPADA ALLAH

Iman : Membenarkan dalam hati, mengucapkan dgn lisan dan melaksanakan dgn perbuatan.

ALLAH : Tuhan/ Sang penciptan/Raja manusia dll.


Allah adalah Dzat yang ghoib. Dalam Q.S Al-Baqoroh 2, 3 & 4.

Ayat tersebut mengandung 5 prinsip yakni :

Percaya kepada yang ghoib, yaitu ALLAH dan para malaikat-Nya.
Percaya kpd wahyu yg diturunkan olah ALLAH.
Percaya kpd hari akhir.
Mendirikan Sholat
Menafkahkan rizki, yg dianugrahkan kpd ALLAH.


Mengapa kita percaya adanya Tuhan yang ghoib : yg tdk dapat ditangkap oleh panca indra. ?

Salah satunya adalah dari fenomena alam: Sesuatu yang ada pasti ada yg mengadakan (Q.S. 52:35). Atau dari keteraturan alam semesta (Q.S. 67:3)


Kesimpulan : Kepercayaan yang teguh yang disertai dg ketundukan & penyerahan jiwa kepada ALLAH.


Seseorang tidak serta merta dikatakan beriman, tetapi akan duji oleh ALLAH dengan kadar kemampuannya masing2.

Yaitu) ketika mereka datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan ketika tidak tetap lagi penglihatan(mu) dan hatimu naik menyesak sampai ke tenggorokan dan kamu menyangka terhadap Allah dengan bermacam-macam purbasangka. Di situlah diuji orang-orang mukmin dan digoncangkan (hatinya) dengan goncangan yang sangat. -- Al Ahzab 10-11.


Untuk itulah fungsi Iman sebagai karunia dari ALLAH menjadi kekuatan petunjuk, penggerak, pengontrol, dan kekuatan penyejuk.

Seseorang yang beriman kepada ALLAH haruslah mengenal Dzat yang diImaninya.
Prosesnya bisa lewat akal atau mengenal dari sifat2nya (Asmaul husna)

Pentingnya mengenal ALLAH adalah untuk mengetahui tujuan hidupnya, tujuan mengapa ia diciptakan.

KISAH TERBUNUHNYA UMAR IBN KHATAB

3700. Dari ‘Amr bin Maimun: Aku melihat Umar bin Khattab r.a. beberapa hari sebelum ia ditikam di Madinah. Ia sedang berdiri bersama Hudzaifah bin Al Yaman dan Utsman bin Hunaif dan ia berkata pada mereka, “Apa yang telah kau lakukan? Apakah kamu berpikir bahwa kamu bisa menarik pajak tanah (Irak) lebih besar dari yang seharusnya.” Mereka menjawab, “Kami menetapkannya lebih besar dari yang seharusnya karena tanah tersebut bernilai tinggi.” Kemudian Umar kembali berkata, “Sudahkah kamu memeriksa apakah ada tanah yang telah ditetapkan melebihi kualitasnya.” Mereka berkata, “Belum.” Umar menambahkan, “Jika Allah membiarkanku hidup, aku akan menjadikan para janda di Irak tidak membutuhkan laki-laki untuk membantu mereka sesudahku.” Tetapi hanya empat hari berlalu setelahnya ia (Umar) ditikam (sampai wafat). Di hari saat ia ditikam, aku sedang berdiri dan tidak ada seorang pun di antara aku dan ia (Umar) kecuali Abdullah bin Abbas. Sewaktu Umar berjalan melewati dua barisan, ia berkata, “Luruskan barisan.” Ketika ia mendapati barisan telah lurus, ia pun maju ke depan dan memulai shalat dengan takbir. Ia hendak membacakan surat Yusuf atau An-Nahl atau yang ia sukai pada rakaat pertama sehingga semua orang sempat mengikuti sholat berjamaah. Sesaat setelah ia mengucapkan takbir, aku mendengarnya berkata, “Seekor anjing telah membunuh atau menggigitku,” sesaat setelah ia (si pembunuh) menikamnya yaitu seorang kafir non-Arab muncul, sambil membawa sebilah pisau dua-mata dan menikam semua orang yang ia lewati di sebelah kiri dan kanan (sampai) ia menikam tiga belas orang di luar dari tujuh orang yang meninggal karenanya. Ketika ada salah seorang muslim melihatnya, ia melemparkan sebuah jubah padanya. Menyadari bahwa ia telah tertangkap basah, laki-laki kafir itu pun membunuh dirinya sendiri. Umar memegang tangan Abdurrahman bin Auf dan membiarkannya memimpin Shalat. Mereka yang berdiri di samping Umar dapat melihat apa yang kulihat, tetapi mereka yang berada di bagian lain dari masjid tersebut tidak dapat melihat apapun, namun mereka tidak lagi mendengar suara Umar dan mereka berkata, “Subhanallah! Subhanallah!” Abdurrahman bin Auf pun memimpin shalat itu dengan singkat. Ketika mereka telah selesai shalat, Umar berkata, “Ya Ibnu Abbas! Temukan orang yang telah menyerangku!” Ibnu Abbas terus mencari di sini dan di sana dalam waktu yang singkat dan kemudian datang dan berkata, “(Ia adalah) Budak Al Mughira.” Untuk itu Umar berkata, “Si pengrajin.” Ibnu Abbas berkata, “Benar.” Umar berkata, “Semoga Allah mengutuknya. Aku tidak pernah berbuat tidak adil padanya. Segala puji dan syukur kepada Allah yang tidak membiarkanku mati ditangan seseorang yang telah menyatakan dirinya sebagai seorang muslim. Tidak ada keraguan, engkau dan ayahmu (Abbas) pernah menyukai untuk memiliki lebih dari orang-orang kafir non-Arab di Madinah.” Al Abbas memiliki jumlah budak yang paling banyak. Ibnu Abbas berkata pada Umar, “Jika engkau menginginkan, kami akan melakukannya.” Maksudnya, “Jika engkau menginginkan, kami akan membunuhnya.” Umar berkata, “Kamu telah keliru (kamu tidak bisa membunuh mereka) setelah mereka berbicara dengan bahasamu, melakukan sholat menghadap kiblatmu, dan melakukan haji sepertimu. Kemudian Umar dibawa ke rumahnya, dan kami pergi bersamanya, dan semua orang seolah tak pernah merasakan malapetaka seperti hari itu. Beberapa orang mengatakan, “Jangan khawatir (ia akan cepat pulih).” Beberapa orang berkata, “Kami takut (bahwa ia akan wafat).” Kemudian diberikan kepadanya minuman air lalu ia meminumnya tetapi kemudian keluar lagi (dari balutan luka) dari perutnya. Kemudian segelas susu dibawakan padanya dan ia pun meminumnya, dan susu itu pun keluar dari perutnya. Semua orang menyadari bahwa ia akan meninggal. Kami mendatanginya, dan orang-orang pun berdatangan, mendoakannya. Seorang pemuda datang dan berkata, “Ya pemimpin orang-orang beriman! Terimalah kabar gembira dari Allah untukmu sebab kesetiaanmu menyertai Rasulullah dan keunggulanmu dalam Islam yang telah kau ketahui. Lalu engkau menjadi seorang khalifah dan memerintah dengan adil dan akhirnya kau pun syahid.” Umar berkata, “Semoga semua kehormatan ini menyeimbangkan (semua kekuranganku) maka aku tidak akan kehilangan atau mendapat keuntungan apapun.” Ketika pemuda itu berbalik untuk pergi, pakaiannya terlihat menyentuh tanah. Umar berkata, “Panggil pemuda itu kembali padaku.” (Ketika ia kembali) Umar berkata, “Wahai anak saudaraku! Angkatlah bajumu, supaya pakaianmu tetap bersih dan akan menyelamatkanmu dari hukuman Tuhanmu.” Umar lebih lanjut berkata, “Ya Abdullah bin Umar! Periksalah berapa banyak hutangku pada kalian.” Ketika hutang itu telah dihitung, jumlahnya mendekati delapan puluh enam ribu (dinar). Umar berkata, “Bila harta keluarga Umar dapat menutupinya, maka bayarkanlah hutang-hutang itu; bila tidak maka mintalah pada Bani ‘Adi bin Ka’b, dan bila tidak mencukupi juga, maka mintalah pada kaum Quraisy, dan jangan memintanya dari yang lain, dan bayarkanlah hutang ini atas namaku.” [3]
Umar kemudian berkata (pada Abdullah), “Pergilah ke Aisyah (Ummul Mukminin) dan katakan: Umar menyampaikan salam padamu. Namun jangan katakan: pemimpin orang-orang beriman, sebab hari ini aku bukanlah pemimpin orang-orang beriman. Dan katakan: Umar bin Khattab meminta ijin untuk dimakamkan bersama dengan dua sahabatnya (Rasulullah dan Abu Bakar).’” Abdullah pun datang dan memberi salam pada Aisyah dan meminta ijin untuk masuk, dan kemudian ia pun masuk dan menemukannya sedang duduk dan menangis. Ia (Abdullah) berkata padanya, “Umar bin Khattab menyampaikan salam padamu, dan meminta ijin untuk dapat dimakamkan bersama dengan dua sahabatnya.” Aisyah berkata, “Tadinya aku ingin memilikinya untukku, tetapi hari ini aku memilih Umar daripada diriku.” Ketika Abdullah kembali, disampaikanlah pada Umar, “Abdullah bin Umar telah datang.” Umar berkata, “Bantu aku duduk.” Seseorang membantu mengangkat tubuhnya dan Umar bertanya (pada Abdullah), “Berita apa yang kau bawa” Ia berkata, “Wahai pemimpin orang-orang beriman! Seperti yang engkau inginkan. Ia (Aisyah) telah memberikan ijin.” Umar berkata, “Segala puji bagi Allah, tidak ada yang lebih penting bagiku selain hal ini. Maka jika aku mati, bawa aku, dan datanglah pada Aisyah dengan salam dan katakan: “Umar bin Khattab meminta ijin (untuk dapat dimakamkan bersama dengan Rasulullah),” dan bila ia memberikan ijin, makamkan aku di sana, dan bila ia menolak, maka bawalah aku ke pemakaman kaum muslimin.” Kemudian Hafsah (Ummul Mukminin) datang dengan para wanita lainnya yang berjalan bersamanya. Ketika kami melihatnya, kami pergi menjauh. Ia (Hafsah) mendatangi Umar dan menangis di sisinya selama beberapa saat. Ketika para laki-laki meminta ijin untuk masuk, ia pergi ke suatu tempat, dan kami mendengarnya menangis di sana.
Semua orang berkata (kepada Umar), “Wahai pemimpin orang-orang beriman! Tunjukkanlah seseorang yang pantas menggantikanmu.” Umar berkata, “Aku tidak menemukan seorang pun yang lebih pantas untuk tugas tersebut melainkan orang-orang yang mengikuti, atau kelompok yang disukai oleh Rasulullah semasa hidupnya.” Kemudian Umar menyebutkan Ali, Utsman, Az-Zubair, Talha, Sa’ad, dan Abdurrahman (bin Auf) dan berkata, “Abdullah bin Umar akan menjadi saksi bagimu, namun ia tidak akan mendapat bagian kekuasaan. Keberadaannya menjadi saksi akan menjadi pengganti baginya untuk tidak mengambil bagian dalam kekuasaan. Apabila Sa’ad yang menjadi khalifah, hal itu baik; apabila tidak, siapapun yang menjadi khalifah harus meminta bantuan darinya, seperti halnya aku yang tidak pernah mengenalinya dari ketidakmampuan atau ketidakjujuran.” Umar menambahkan, “Aku menyarankan kepada penggantiku untuk memperhatikan kaum muhajirin; untuk memahami hak-hak mereka dan melindungi kehormatan serta hal-hal yang suci bagi mereka. Aku juga merekomendasikan supaya ia bersikap baik terhadap kaum Anshar yang telah tinggal di Madinah sebelum kaum Muhajirin dan hidayah telah masuk ke dalam hati mereka sebelumnya. Aku merekomendasikan supaya khalifah dapat menerima kebaikan dari Al Haq di antara mereka dan memaklumi kekhilafan mereka, dan aku merekomendasikan supaya ia dapat berbuat baik kepada semua penduduk (kaum Anshar), seperti (dan menganggap) mereka adalah para pelindung-pelindung Islam dan sumber kekayaan dan sumber gangguan bagi para musuh. Aku juga merekomendasikan bahwa tidak ada suatu pun yang diambil dari mereka kecuali dari keuntungan yang mereka peroleh seijin mereka. Aku juga merekomendasikan supaya ia berlaku baik terhadap bangsa Arab (Badui), seperti mereka adalah penduduk asli tanah Arab dan bagian dari Islam. Dan bila ia hendak mengeluarkan (zakat) harta mereka kepada orang-orang miskin di antara mereka, maka hendaklah ia mengeluarkan yang sesuai dengan apa yang mereka pergunakan untuk diri mereka sendiri. Dan aku juga merekomendasikan supaya ia memperhatikan kaum yang dilindungi Allah dan Rasul-Nya (kafir Zhimmi) dengan memenuhi perjanjian dengan mereka dan berperang untuk mereka dan tidak membebani mereka dengan apa yang tidak mereka sanggupi.” [5]

Bila Cemas Mendatangi Hati

Sumber: Manajemen Qolbu Online [Kajian Bening Hati - Manajemen Diri]
Oleh : Aa GymAlhamdulillaahirabbil 'aalamiin, Allahuma shalli 'ala Muhammad wa'ala aalihi washahbihii ajmai'iin. Saudaraku yang budiman, kita janganlah pernah bermimpi dapat hidup dengan tenang dan bahagia sekiranya kita belum memiliki ilmu yang benar untuk mengarungi belantara dunia yang penuh dengan jebakan, rintangan dan ancaman berbahaya ini.
Cobalah tengok bagaimana kisah tarzan; semua hal yang mungkin dapat menyulitkan dan menyengsarakan, ternyata hal yang mudah saja bagi sang tarzan. Karena ia memiliki kunci pokok untuk mengatasi semua masalah dan kebutuhannnya tersebut, yakni ilmu. Ya tarzan tahu ilmu tentang seluk beluk hutan dan cara mengatasinya.
Tapi bandingkan dengan orang yang masuk ke hutan tanpa tahu seluk beluk hutan, tidak tahu cara menembusnya dan bagaimana menundukan binatang buas yang berkeliaran, niscaya dirinya akan dicekam perasaan tidak tentram, cemas, was-was, dan serba takut, walaupun dia berbekal ransel penuh dengan makanan, minuman, pakaian tahan dingin, dompet penuh uang serta senjata lengkap, tetapi karena tidak berbekal ilmu maka tetap saja kecemasan mendatangi hatinya.
Jadi apa sebenarnya ilmu untuk mengatasi rasa cemas dan was-was tadi? ilmunya hanyalah satu saudaraku, yakni ilmu dari Allah, dzat yang menciptakan dunia beserta segala isinya. Itulah Al Islam, dengan pedoman pokoknya berupa Al Qur’an dan As Sunnah. Semua rahasia kehidupan dunia dan akhirat dibeberkan dengan sempurna dan cermat di dalamnya, sehingga tidak ada satupun urusan, kecuali mesti ada rahasia jalan keluarnya.
Dengan demikian, kalau toh hidup ini kerapkali dicekam perasaan yang kacau balau dan menyengsarakan, maka penyebab pokoknya adalah karena kita kurang memahami ilmu dengan benar.
Dalam sebuah hadits dinyatakan, pada suatu ketika datanglah seseorang kepada Ibnu Ma’ud r.a, sahabat Rasulullah saw, untuk meminta nasihat. Wahai Ibnu Mas’ud, “ujarnya“ "berilah nasihat yang dapat kujadikan obat bagi jiwaku yang sedang dilanda kecemasan dan kegelisahan. Dalam beberapa hari ini aku merasa tidak tentram.Jiwaku gelisah dan pikiran pun serasa kusut, makan tak enak, tidur pun tidak nyenyak.”
Mendengar hal itu, Ibnu Mas’ud kemudian menasehatinya “Kalau penyakit seperti itu yang menimpamu, maka bawalah hatimu mengunjungi tiga tempat, yaitu ke tempat orang membaca Al Qur’an, kau baca Al Qur’an atau dengarkanlah baik-baik orang yang membacanya; atau pergilah ke majelis pengajian yang mengingatkan hati kepada Allah; atau carilah waktu dan tempat yang sunyi, kemudian berkhalwatlah untuk menyembah-Nya, misalnya di tengah malam buta, ketika orang-orang sedang tidur nyenyak, engkau bangun mengerjakan shalat malam, memohon ketenangan jiwa, ketentraman pikiran dan kemurnian hati kepada-Nya. Seandainya jiwamu belum terobati dengan cara ini, maka mintalah kepada Allah agar diberi hati yang lain karena hati yang kau pakai itu bukanlah hatimu.
Setelah orang itu kembali ke rumahnya, diamalkannyalah nasihat Ibnu Mas’ud tersebut. Dia pergi mengambil air wudhu. Setelah itu, diambilnya Al Qur’an, kemudian dibacanya dengan hati yang khusyuk. Selesai membaca Al Qur’an, ternyata jiwanya berubah menjadi sejuk dan tentram, pikirannya pun menjadi tenang, sedangkan kegelisahannya hilang sama sekali. Wallahu a’lam

Bahagia Menjadi Perempuan

Sumber: klikdt.com, Senin 21/4
Berita Seputar DTSementara itu, Ummu Ghaida Muthmainnah, isteri dari K.H. Abdullah Gymnastiar ini, memaparkan mengenai bahagianya menjadi seorang yang ditakdirkan Alloh seorang perempuan. Dan jangan sampai merasa kecewa menjadi seorang perempuan. "Seharusnya kita berbahagia menjadi perempuan karena begitu banyaknya tugas yang harus dijalankan oleh kita. Artinya, jalan untuk mendapatkan surga sangat melimpah, tinggal kesungguhan kita mengamalkannya," tutur ibu asal Ciamis ini dalam acara diskusi mengenai fenomena "Perempuan Salah Langkah", Sabtu (19/4), di mesjid Daarut Tauhiid, Bandung. Berikut ini materi yang telah disampaikan tersebut.
Maha Suci Allah SWT yang menciptakan dunia ini dengan segala isinya. Allah SWT menciptakan gunung, langit dan lautan penuh dengan keserasian. Di antara sekian banyak makhluk-Nya, Dia menciptakan makhluk yang amat sempurna yaitu manusia dengan karakter yang berbeda-beda. Semoga kita termasuk manusia yang memiliki karakter yang baik, terhindar dari karakter yang jelek. Wahai Para Perempuan!Seandainya kita lahir di zaman jahiliyah dulu ketika bayi perempuan di kubur hidup-hidup, mungkin kita tidak akan merasakan bagaimana menjadi perempuan. Kita bersyukur lahir ke dunia ini dalam kondisi Islam sudah lahir sehingga kita diberi kesempatan untuk hidup menjadi perempuan.
Berbahagiakah kita menjadi perempuan ? atau... Kecewakah menjadi perempuan
Menyesalkah kita ketika dihadapkan dengan tugas perempuan mesti di rumah? Menyesalkah ketika di zaman ini persaingan perempuan untuk mendapatkan jodoh begitu kental sehingga kita sulit mendapatkannya?
Kecewakah kita ketika melamar pekerjaan tapi belum ada yang mau menerima? Kecewakah kita ketika bekerja di sebuah perusahaan menjadi pekerja paling rendah? Kecewakah kita ketika seorang perempuan menjadi isteri harus taat kepada suami?
Banyak sekali pertanyaan yang akan dilontarkan kepada diri kita sebagai makhluk yang diciptakan Allah SWT, yang memiliki kelebihan.
Sekiranya jawaban dari pertanyaan di alas adalah "kecewa" atau "sangat kecewa", maka kita termasuk orang yang merugi. Seharusnya kita berbahagia menjadi perempuan karena begitu banyaknya tugas yang harus dijalankan oleh kita. Artinya, jalan untuk mendapatkan surga sangat melimpah, tinggal kesungguhan kita mengamalkannya.
Rasulullah SAW bersabda: "Jika seorang perempuan melaksanakan shalat lima waktu, memelihara kemaluannya dan mentaati suaminya, maka ia akan masuk surga dari pintu manapun yang ia suka." (HR. Ibnu Hibban dalam shahihnya).
Wahai para muslimah yang mudah-mudahan dimuliakan oleh Allah SWT. Seorang anak yang bertahun-tahun ingin dibelikan motor oleh orang tuanya. Kemudian suatu saat dibelikan motor tentu akan sangat berbahagia. Kita bayangkan dalam kebahagiaan anak dengan motor tersebut dipakai untuk kebut-kebutan sehingga menabrak orang lain, betapa kecewanya orang tua. Tapi jika kebahagiaan mendapatkan motor dia pakai untuk ke pengajian, ke sekolah, menolong orang, tentu orang tua berbahagia sekali. Begitulah perumpamaan orang yang bahagia menjadi perempuan. Fmnan Allah SWT:
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang membuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi. [Q.S. At-Taghabun (64): 9]
Dialah yang menciptakan kita. Kita tidak mau mengecewakan-Nya. Aurat tidak diperlihatkan kepada sembarang orang, keindahan tubuhnya tidak diperlihatkan kepada yang bukan haknya sehingga orang tergelincir. Tetapi kita berusaha agar keindahan tubuh kita hanya untuk suami. Aurat ditutup rapi karena malu kepada Allah, menjaga sikap sehingga laki-laki tidak tergelincir. Insya Allah, Dia akan mencintai kita.
1. Bahagia Menjadi Anak PerempuanJadilah anak perempuan yang selalu berterimakasih kepada orang tua. Jadilah anak perempuan yang selalu membahagiakan kedua orang tuanya dengan menghormatinya, berprestasi, dll. Jadilah anak perempuan yang dapat menjaga kehormatan dirinya. Tidak terjerumus dalam kemaksiatan (spt : pacaran, apalagi berbuat zilla)
2. Bahagia Menjadi IsteriJadilah isteri yang selalu membahagiakan suami. Jadilah isteri yang mudah meminta maaf ketika berbuat salah. Jadilah isteri yang dapat memotivasi suami untuk berjuang dan berprestasi. Jadilah isteri yang dapat mengingatkan suami ketika berbuat salah.
3. Bahagia Menjadi IbuBerusaha mendidik anak-anak dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan agar menjadi anak-anak yang shaleh dan shaleha, cerdas dan bermanfaat bagi masyarakat. Menjadikan suasana rumah penuh kedamaian. Menjadikan suasana rumah seperti sekolah. Berusaha menjadi contoh kebaikan untuk anak-anak dan masyarakat sekitarnya. Tegar ketika menadapat ujian atau musibah.
Wahai para perempuan yang mengharapkan kasih sayang Allah! Fenomena perempuan salah langkah seperti tidak dapat menjaga kesucian dirinya, selalu mengejar karier, menolak menikah karena khawatir terganggu karierya dan yang lainnya, merupakan bukti bahwa dia kecewa menjadi perempuan, padahal Allah sudah menciptakan perepmpuan dengan kedudukan yang mulia di sisi-Nya, meyakini bahwa pernikahan merupakan sunatullah yang wajib diamalkan sekiranya diberikan kemampuan" Selamat berbahagia menjadi perempuan yang taat kepada Allah, takut kepada siksa-Nya. Mari kita jaga diri kita agar tidak salah langkah, kita bantu saudari-saudari kita yang salah langkah dengan memberikan nasihat dan doa. Semoga Allah memberlkan kekuatan iman kepada kita semua. Aamiiiin.

Pengajian Hikmah

Pengajian Hikmah:

Menerima Takdir, Menentramkan.

Kadang kita mengalami kondisi sulit : hari-hari terasa muram, masa depan
gelap tak jelas, makin menggelisahkan. Ke sana-sini mencari kerja tak ada
kepastian, seluruh jalan terasa buntu, setiap kali memulai usaha selalu
merugi --terkadang ditipu kawan--, musibah datang silih berganti, tangisan
anak merengek biaya sekolah, sementara penghasilan tak mencukupi, dan
setimbun problema hidup.

Bingung?
Bila kebingungan mencekam, jalan keluar akan semakin buntu. semakin tercekam
dalam kebingungan, psikologi menjadi kocar-kacir, segala program yang telah
ditata berantakan, masa depan kian gelap , dan persoalan kian menimbun.
Tak terhitung jumlah orang --utamanya orang yang tak memiliki iman-- telah
mengambil jalan pintas bunuh diri dikarenakan kebingungan mencari jalan
keluar dari kesulitan hidup. Tidak sedikit, ribuan orang menjadi gila dan
stress karena tak tahu bagaimana hendak menyikapi berbagai masalah yang
dihadapi.

Bersedih ?. Jika perasaan sedih membebani, menjadikan perasaan kalut tak
terhindari, misalnya, karena kerugian selama ini yang harus ditanggung,
apalagi jika diingat bagaimana "capeknya" berusaha, siang malam bekerja
keras hanya musibah yang datang memporak-porandakan semuanya ; perasaan
sedih karena merasa sendirian, teman-teman yang pernah dibantu ternyata
melupakan dirinya. Tak jarang, rasa menyesal dan kecewa muncul ketika itu.
Ketika rasa penyesalan demikian ini muncul, seluruh keikhlasan yang telah
dilakukan hangus. Kesedihan akan semakin menumpuk dan membebani jiwa.
Sia-sia, menyesali masa lalu, dan pada waktu yang sama, telah menggerogoti
simpanan pahala. Semakin sedikit simpanan amal baik, maka semakin terasa
sempit jiwa dan kehidupan kita.

Mengambil jalan Pintas?
Melakukan tindakan yang merugikan orang lain demi kepentingan sesaat dan
keuntungan duniawi, seperti: menipu, mencuri, merampok, dlsb, sungguh
tindakan jahat semacam itu bukan jalan keluar. Justru, makin mempersulit
jalan hidup. Dengan tindakan jahat, kepercayaan orang lain akan hilang.
Bukankah modal utama dalam kesuksesan hidup tidak hanya terletak pada
banyaknya uang, pun bukan pada kehebatan memasarkan diri, melainkan terletak
pada sejauh mana orang lain mempercayai kita. Barang-barang haram yang kita
peroleh tidak akan pernah membuat hidup menjadi tenang, tapi membuat
semakin gelisah merasa dikejar-kejar sesuatu yang mengancam. Barang haram
niscaya akan membangun kerakusan baru : merasa haus untuk memburu lagi
barang-barang haram yang baru. Kekayaan haram tidak mendatangkan berkah sama
sekali : tak terasa kekayaan tiba-tiba habis begitu saja, sia-sia.

Bagaimana jalan keluarnya ?
Pertama : melanjutkan usaha dengan tetap jujur, dan menghindari segala
perbuatan yang dibenci Allah. Kedua : percaya bahwa segala yang menimpa
hamba adalah karena takdir Allah. Meyakini, bahwa segala yang Allah
takdirkan adalah yang terbaik buat kita. Dengan demikian, akan datang
perasaan tenang karena dirasa yang diyakini : Allah maha Kaya, Maha Kuasa,
dan Allah yang menentukan segala nasib hambaNya.

Selain kedekatan yang melahirkan rasa tenang, hidup akan semakin bersih ;
kepercayaan orang lain akan semakin kuat. Selanjutnya, jalan hidup akan
semakin terbuka lebar.

Ketiga : setiap kali seorang hamba memasuki kesulitan, berarti, kemudahan
semakin dekat dan jalan keluar segera ditemukan. Janji Allah (Q.S. Alam
Nasyrah : 5-6) : "Fainna ma'al usyri yusra, inna ma'al usyri yusra". (Maka
pada setiap kesulitan akan disertai kemudahan)"

Amir Faishol fath

Mengakui Kelebihan Orang lain

Sumber: Manajemen Qolbu Online [Kajian Bening Hati - Manajemen Diri], 28/11.02
Oleh : Aa Gym
Alhamdulillaahirabbil 'aalamiin, Allahuma shalli 'ala Muhammad wa'ala aalihi washahbihii ajmai'iin. Saudaraku yang budiman, kualitas seseorang dapat dilihat dari kesanggupannya melihat kelebihan orang lain, mengenang jasa baik dan juga mengakui orang yang lebih berprestasi dari dirinya.
Ketahuilah, bergaul dengan sesama manusia tidak akan ternikmati sepanjang kita tidak bisa menerima kenyataan ada orang yang lebih dari kita. Kita harus belajar menikmati bahwa kelebihan orang adalah karunia dari Allah untuk kita juga.
Kita bisa belajar dari orang-orang yang diberikan kelebihan oleh Allah dan kita harus belajar mengakui ada orang yang berjasa kepada kita. Sungguh aib orang yang ditolong tapi tidak pernah tahu berterima kasih. Kemuliaan seseorang bisa diukur dari bagaimana dia membalas budi baik orang lain, dan tidak mungkin kita membalas kebaikan orang kecuali kita mengawali dengan senang mengingat jasa baik orang lain.
Oleh karena itu jika kita ingin menikmati hidup dan ingin menikmati pergaulan, segeralah bersiap untuk menikmati kelebihan orang lain, bersiaplah untuk mengakui dan menghargai prestasi orang lain dan bersiaplah untuk selalu mengakui ada jasa-jasa orang lain kepada kita.
Kita tidak akan rugi dengan ikut berbahagia dan kita tidak akan rugi dengan menghormati jasa baik orang lain kepada kita bahkan sebaliknya kita akan beruntung jikalau merasa keuntungan dan kesuksesan orang lain menjadi bagian dari keberuntungan dan kesuksesan kita. Selamat menikmati kelebihan, jasa, dan prestasi saudara-saudara kita lainnya. Wallahu a’lam (mikha)***

Keutamaan Alquran dan Membacanya

Keutamaan yang paling besar ialah bahwa ia adalah kalam Allah, yang pujian terhadapnya telah difirmankan Allah di beberapa ayat seperti berikut.
Artinya, "Dan, ini (Alquran) adalah kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi." (Al-An'am: 92). "Sesungguhnya Alquran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus." (Al-Isra': 9). "Yang tidak datang kepadanya (Alquran) kebatilan, baik dari depan maupun dari belakangnya." (Fushshilat: 42). Dari hadis Utsman bin Affan r.a., bahwa Nabi saw. bersabda, Sebaik-baik orang di antara kalian adalah yang mempelajari Alquran dan mengajarkannya." (HR Bukhari). Dari Anas r.a., dia berkata, Rasulullah saw. bersabda, "Sesungguhnya Allah mempunyai dua ahli di antara manusia." Mereka bertanya, "Siapakah mereka itu wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Ahli Alquran adalah ahli (tentang) Allah orang-Nya yang khusus." (HR An-Nasai, Ahmad, dan Ibnu Majah). Dalam hadis yang lain disebutkan bahwa Nabi saw. bersabda, Allah tidak mengazab hati yang memperhatikan Alquran." Dari Ibnu Umar r.a., dari Nabi saw., beliau bersabda, "Dikatakan kepada orang yang berteman dengan Alquran, 'Bacalah dan bacalah sekali lagi serta bacalah secara tartil, seperti yang engkau lakukan di dunia, karena manzilahmu terletak di akhir ayat yang engkau baca." (HR Tirmizi, Abu Daud, Ahmad, Al-Baghawi, Ibnu Hibban, dan Al-Hakim). Dari Buraidah r.a., Nabi saw. bersabda, "Sesungguhnya Alquran bertemu temannya pada hari kiamat saat kuburnya dikuak dalam rupa orang laki-laki yang pucat. Dia (Alquran dalam rupa klaki-laki pucat) bertanya, 'Apakah engkau mengenalku?' Dia menjawab, 'Aku tidak mengenalmu.' Alquran berkata, 'Aku adalah temanmu, Alquran, yang membuatmu kehausan pada siang hari yang panas dan membuatmu berjaga pada malam hari. Sesungguhnya setiap pedagang itu mengharapkan hasil perdagangannya, dan sesungguhnya pada hari ini aku adalah milikmu dari hasil seluruh perdagangan.' Lalu dia memberikan hak milik orang itu dengan tangan kanan Alquran dan memberikan keabadian dengan tangan kirinya, sedangkan bapaknya (Alquran) mengenakan dua pakaian yang tidak kuat disangga dunia. Kedua pakaian itu bertanya, 'Karena apa kami engkau kenakan?' Ada yang menjawab, 'Karena peranan anakmu Alquran.' Kemudian dikatakan kepada orang itu, 'Bacalah sambil naik ke tingkatan-tingkatan surga dan bilik-biliknya.' Maka, dia naik sesuai dengan apa yang dibacanya, baik dibaca dengan cepat atau secara tartil." (HR Ahmad dan Ad-Darimi). Ibnu Mas'ud r.a. berkata, "Orang yang membaca Alquran harus tahu waktu malamnya saat manusia tidur, waktu siangnya saat mereka makan, kedukaannya saat mereka bergembira, tangisnya saat mereka tertawa, diamnya saat mereka bersuara gaduh, dan khusunya saat mereka berhura-hura. Namun begitu, dia tidak boleh bersikap kasar, kaku, dan lupa diri. Al-Fudhail r.a. berkata, "Orang yang membawa (membaca) Alquran sama dengan orang yang membawa panji Islam. Dia tidak perlu bercanda dengan orang-orang yang suka bercanda, berkumpul dengan orang-orang yang suka bermain-main, sebagai bentuk pengagungan terhadap Allah." Al-Imam Ahmad bin Hambal rhm. berkata, "Aku pernah bermimpi bertemu Rabbul-Izzati dalam tidur. Aku bertanya kepada-Nya, 'Ya, Rabi, apakah sesuatu yang bisa dipergunakan orang-orang untuk mendekatkan diri kepada-Mu?' Dia menjawab, 'Dengan kalam-Ku wahai Ahmad.' Aku bertanya lagi, 'Dengan disertai pemahaman ataukah tanpa disertai pemahaman?' Dia menjawab, 'Dengan pemahaman ataukah tanpa pemahaman'." Sumber: Diadaptasi dari Minhajul Qashidin: Jalan Orang-Orang yang Mendapat Petunjuk terjemahan dari Mukhtasyar Minhajul Qashidin, Al-Imam asy-Syekh Ahmad bin Abdurrahman bin Qudamah al-Maqdisy

MEMILIHKAN CALON IBU YANG BAIK

Allah swt berfirman, "Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yangkeji dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula);sedangkan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yangbaik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanitayang baik (pula) ... " (QS An-Nuur: 26)Rasulullah saw bersabda, "Pilihlah untuk tempat nuthfah kamu (air manikamu), karena pembuluh darah ini merupakan sinar pancaran."(HR Ibnu Majah dan Dailani)***Konsep Islam mengenai tanggung jawab orang tua terhadap anakberwawasan jauh. Seorang muslim sebelum menjadi orang tua harusmemikirkan kemampuan calon istrinya dalam mengasuh dan mendidikanak-anaknya. Karena seorang ibu yang akhlaknya tidak baik,kemungkinan besar akan memberi pengaruh buruk terhadapperkembangan akhlak anak-anaknya kelak.***Tanggung jawab orang tua terhadap anak bukan dimulai ketika anaktelah lahir ke dunia tetapi jauh sebelum itu yaitu sebelum kita menikah.Pada saat kita akan menikah, kita harus memikirkan tanggung jawabterhadap anak yang akan lahir kelak. Berdasarkan firman Allah swtdalam QS An-Nuur: 26 di atas dinyatakan bahwa laki-laki yang baikuntuk wanita-wanita yang baik. Baik yang dimaksud adalah baik dalamarti akhlaknya. Oleh karena itu seorang laki-laki muslim sebelummenikah harus mempunyai akhlak yang baik dan berusaha memilih calonistri yang baik pula akhlaknya. Hadits Rasulullah saw diatas jugamengisyaratkan agar seorang laki-laki muslim memperhatikan kualitascalon istrinya. Karena calon istrinya kelak yang akanmenjadi ibu dari anak-anaknya kelak.*** *** ***MENGHAYATI FUNGSI ANAKAllah swt berfirman, "Harta dan anak-anak adalah perhiasankehidupan dunia ... " (QS Al-Kahfi: 46)Allah swt berfirman, "Dan orang-orang yang berkata: 'Ya Tuhan kami,anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagaipenyenang hati (kami); dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.'" (QS Al-Furqaan: 74)Harta dan anak-anak merupakan perhiasan dalam kehidupan di dunia ini.Setiap orang tua pasti menginginkan anak-anaknya pandai, menjadipemimpin yang baik, menjadi tumpuan kesejahteraan hidup orangtuanya dan harapan-harapan lainnya. Kalau kita memperhatikan harapansetiap orang tua yang menginginkan yang terbaik pada anak-anaknya,tentunya kita sebagai orang tua harus menjadi teladan yang baik bagianak-anak kita. Kita harus menjadikan mereka sebagai anak-anak yangshalih, anak yang mengerti agama. Ini berarti orang tualah yang pertamakali harus memperhatikan ajaran agama, sehingga putra-putrinyamendapatkan penghayatan yang benar, bagaimana cara berbakti kepadakedua orang tuanya. Karena kalau kita sendiri tidak mengerti agama,tidak perduli terhadap ajaran agama maka akhlak anak-anak kita akanmenjadi rusak, sehingga hidup kita terasa bagai dalam neraka.***Itu merupakan hal yang wajar kita terima dari kelalaian dan kelengahankita terhadap ajaran-ajaran Allah. Jadi, agar fungsi anak berjalansebagaimana mestinya yaitu sebagai perhiasan, penghibur, pemberikesejukan dan pengangkat martabat orang tuanya, maka orang tuabertanggung jawab atas terlaksananya fungsi tersebut. Orang tua wajibmendidik mereka menjadi anak yang shalih. Orang tua harusmampu menjadi teladan bagi putra-putrinya.*** *** ***MEMOHON PERLINDUNGAN ALLAH KETIKA BERJIMA'Rasulullah saw bersabda, "Jika seseorang diantara kamu hendakbersebadan dengan istrinya maka bacalah, 'Bismillah! Ya Allah,jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah setan dari (anak) yangakan Engkau karuniakan kepada kami.' Kemudian jika berbuah darimereka ini seorang anak maka (setan) tidak akan merugikannyaselama-lamanya." (HR Bukhari dan Muslim)Dalam hadits di atas Rasulullah SAW menjanjikan bahwa bilasuami istri dalam bersebadan mendahuluinya dengan do'apermohonan kepada Allah SWT agar kelak anaknya dijauhkan darigodaan setan maka Allah SWT tentu akan menjaganya.Do'a semacam ini sudah merupakan langkah awal yang membawanyapada usaha menyiapkan anak ke arah hidup shalih.*** *** ***MEMBERI NAMA YANG BAIKDari Abu Dar'da ra ujarnya, Rasulullah SAW bersabda,"Sesungguhnya kamu sekalian pada hari kiamat akan dipanggildengan nama kamu sendiri dan nama bapak kamu. Karena itu,hendaklah perindahlah nama kamu." (HR Abu Dawud)Nama yang baik mempunyai ciri-ciri, diantaranya mengandungpujian misalnya Ahmad atau Muhammad yang artinya terpuji;mengandung do'a dan harapan misalnnya 'Ali artinya yangtinggi, Shalih yang artinya baik.; mengandung makna semangatmisalnya Syaifullah artinya pedang Allah, Qamaruddin artinya(cahaya) bulan agama. Memberi nama anak harus mencerminkanadanya pujian atau do'a, harapan atau gambaran semangat dandambaan indah orang tua kepada anak-anaknya.*** *** ***MENG'AQIQAHIDari Samurah, sesungguhnya Nabi saw telah bersabda tentang'aqiqah, "Setiap bayi tergadai pada 'aqiqahnya, disembelihpada hari ketujuh dan pada hari itu pula dicukurlah ia dandiberi nama." (HR Tirmidzi, Nasa'i dan Ibnu Majah, dari Hasan)'Aqiqah adalah menyembelih kambing untuk menyatakanrasa syukur kepada Allah SWT atas lahirnya seorang bayi.Dalam 'aqiqah ini yang disembelih adalah kambing, bukanayam atau sapi atau onta dan lain sebagainya. Di dalamriwayat Imam Ahmad dan Tirmidzi disebutkan: Dari UmmuKurzin Al-Ka'biyyah, bahwa ia pernah bertanya kepadaRasulullah saw tentang 'aqiqah. Sabdanya, "Untuk bayilaki-laki, dua ekor kambing kibas; dan untuk bayiperempuan, seekor kambing kibas dan tidaklah merugikankamu yang jantan atau yang betina."

Menggali Makna Kesuksesan

Sumber%3A+Manajemen+Qolbu+Online+%5BKajian+Bening+Hati+-+Manajemen+Diri%5D%0D%0AOleh+%3A+Aa+GymAlhamdulillaahirabbil%27aalamiin%2C+Allahuma+shalli+%27ala+Muhammad+waala+aalihi+washaabihii+ajmai%27iin%2C+Semoga+Allah+Yang+Maha+Agung%2C+mengaruniakan+kepada+kita+kehati-hatian+atas+kesuksesan%2C+karena+orang+yang+diuji+dengan+kegagalan+ternyata+lebih+mudah+berhasil+dibandingkan+mereka+yang+diuji+dengan+kesuksesan.+Banyak+orang+yang+tahan+menghadapi+kesulitan%2C+tapi+sedikit+orang+yang+tahan+ketika+menghadapi+kemudahan+dan+kelapangan.%0D%0AAda+orang+yang+bersabar+ketika+tidak+mempunyai+harta%2C+tapi+banyak+orang+yang+hilang+kesabaran+ketika+hartanya+melimpah.+Ternyata%2C+harta%2C+pangkat%2C+dan+gelar+yang+seringkali+dijadikan+sebagai+alat+ukur+kesuksesan%2C+dalam+prakteknya+malah+sering+membuat+orang+tergelincir+dalam+kesesatan+dan+kekeliruan.+Lantas%2C+apakah+sebenarnya+makna+dari+sebuah+kesuksesan%3F+Setiap+orang+bisa+jadi+memiliki+paradigma+yang+berbeda+mengenai+kesuksesan.+Namun+secara+sederhana%2C+sukses+bisa+dikatakan+sebagai+sebuah+keberhasilan+akan+tercapainya+sesuatu+yang+telah+ditargetkan.+Pada+dasarnya%2C+dalam+dimensi+yang+lebih+luas%"C+sukses+adalah+milik+semua+ora~g.+Tetapi+persoalan+yang+sering+terjadi+adalah+bahwa+tidak+semua+orang+tahu+bagaimana+cara+mendapatkan+kesuksesan+itu.+Dalam+paradigma+Islam%2C+kesuksesan+memang+tidak+hanya+dilihat+dari+aspek+duniawi%2C+namun+juga+ukhrowi.+Untuk+itu+kita+butuh+suatu+sistem+atau+pola+hidup+yang+memungkinkan+kita+untuk+dapat+meraih+sukses+di+dunia+sekaligus+di+akhirat.+Satu+hal+yang+sejak+awal+harus+direnungi+bahwa+sukses+dunia+jangan+sampai+menutup+peluang+kita+untuk+meraih+sukses+akhirat.+Justru+sukses+hakiki+adalah+saat+kita+berjumpa+dengan+Allah+nanti.+Apalah+artinya+di+dunia+dipuji+habis-habisan%2C+segala+kedudukan+digenggam%2C+harta+bertumpuk-tumpuk%2C+namun+ternyata+semua+itu+tidak+ada+harganya+secuil+pun+di+sisi+Allah.%0D%0AOrang+yang+sukses+sebenarnya+adalah+orang+yang+berhasil+mengenai+Allah%2C+berani+taat+kepada+Allah%2C+dan+berhasil+menjauhi+segala+larangan-Nya.+Orang+yang+sukses+sejati+adalah+orang+yang+terus-menerus+berusaha+membersihkan+hati.+Di+sisi+lain+dia+terus+meningkatkan+kemampuan+untuk+mempersembahkan+pengabdian+terbaik%2C+di+mana+hal+itu+akan+terlihat+dari+keikhlasan+dan+kemuliaan+akhlaknya.+Sukses+akhirat+akan+kita+raih+ketika+sukses+dunia+yang+didapatkan+tidak+berbenturan+dengan+rambu-rambu+larangan+Allah.+Betapa+bernilai+ketika+sukses+duniawi+diperoleh+seiring+ketaatan+kita+kepada+Allah+SWT.+Oleh+karena+itu+jangan+pernah+merasa+sukses+saat+mendapatkan+sesuatu.+Kesuksesan+kita+adalah+ketika+kita+mampu+mempersembahkan+yang+terbaik+dari+hidup+ini+untuk+kemaslahatan+manusia.+Itulah+rahmatan+lil+alamin%2C+rahmat+bagi+seluruh+alam.+Itulah+Islam.+Begitu+pula+bila+kita+menyangka+bahwa+sukses+itu+jika+kita+telah+memiliki+rumah+yang+megah+dan+harta+yang+banyak.+Sementara+itu%2C+melihat+orang+yang+tinggal+di+rumah+kontrakan+kita+anggap+sebagai+tanda+kegagalan.+Walhasil%2C+kita+justru+pontang-panting+sekedar+untuk+memenuhi+itu+semua.+Bahkan+bisa+jadi+untuk+mendapatkan+itu+akhlak+sama+sekali+tidak+kita+perhatian.+Na%27udzubillahi+min+dzalik.%0D%0ASebenarnya%2C+siapa+pun+bisa+menjadi+orang+mulia+dan+sukses%2C+tak+peduli+ia+seorang+pembantu+rumah+tangga%2C+guru%2C+tukang+sayur%2C+atau+pejabat+pemerintah.+Selama+orang+itu+bekerja+dengan+baik+dan+benar%2C+taat+beribadah%2C+dan+akhlaknya+mulia%2C+dia+bisa+menjadi+orang+sukses.+Bisa+jadi+orang+yang+sukses+itu+hanyalah+seorang+pembantu+rumah+tangga.+Saat+bekerja+ia+melakukannya+sepenuh+hati.+Ia+bekerja+dengan+baik.+Dalam+pekerjaannya+itu+ia+jaga+shalatnya%2C+tidak+berkata+dusta%2C+dan+ia+benar-benar+menjaga+ketakutannya+terhadap+majikan.+Sebaliknya+ada+juga+majikan+yang+kasar%2C+ketus%2C+dan+juga+kaya%2C+namun+kekayaaannya+itu+sendiri+didapatkan+dengan+cara+yang+tidak+halal.+Bukankah+lebih+mulia+pembantu+daripada+majikan+yang+seperti+itu.%0D%0ABegitupun+yang+sukses+bisa+jadi+hanya+berprofesi+sebagai+guru+SD.+Ia+tak+begitu+dikenal.+Ke+sekolah+pun+terkadang+dengan+berjalan+kaki%2C+tetapi+dengan+tulus+ia+tetap+menjalani+profesinya.+Bisa+jadi+ia+lebih+mulia+daripada+rektor+yang+jarang+mengenal+sujud+di+hadapan+Allah.+Sebab+apalah+arti+jabatan+rektor+tersebut+atau+gelar+profesornya+bila+tidak+memiliki+kemampuan+mengenal+Tuhannya+sendiri.+Atau+mungkin+seorang+pedagang+sayur.+Dia+jujur+dan+tidak+pernah+mengurangi+timbangan.+Untungnya+juga+tidak+terlalu+banyak.+Tetapi+ia+tetap+mulia+dalam+pandangan+Allah.+Dibanding+pengusaha+besar+yang+sudah+licik%2C+suka+menyuap%2C+juga+serakah.+Maka%2C+demi+Allah%21+Kedua-duanya+akan+sampai+kepada+kematian.+Adapun+yang+mulia+di+hadapan-Nya+tetap+orang+yang+jujur.+Maka+berhati-hatilah%2C+bukan+gelar+yang+membuat+baik+seseorang.%0D%0ABukan+jabatan+yang+membuat+seseorang+terlihat+baik.+Itu+semua+hanyalah+%22topeng%22.+Semuanya+tak+ada+apa-apanya+kalau+pribadinya+sendiri+tak+berkualitas.+Oleh+karena+itu%2C+pantang+kita+hormat+kepada+orang+yang+tidak+menjadikan+kemuliaannya+untuk+taat+kepada+Allah.+Entah+itu+jabatannya+sebagai+Direktur+Utama+sebuah+perusahaan%2C+entah+ia+berpangkat+sebagai+jenderal%2C+menteri%2C+wakil+rakyat%2C+bahkan+presiden+sekalipun%2C+kalau+ia+menjadikan+pengaruhnya+untuk+berbuat+tidak+adil+dan+berakhlak+buruk.%0D%0ADalam+Al-Qur%27an+Surat+Al-Hujuraat+ayat+13+dijelaskan%2C+bahwa%3A+%22Sesungguhnya+orang+yang+paling+mulia+di+antaramu+di+sisi+Allah+ialah+orang+yang+paling+bertakwa+di+antara+kamu%22.+Jadi%2C+yang+paling+mulia+bukanlah+orang+yang+paling+banyak+gelarnya+atau+orang+yang+paling+kaya+dan+dianggap+paling+sukses.+Orang+mulia+dan+sukses+adalah+orang+yang+berhasil+mengenal+Allah.+Lalu+dia+taat+pada-Nya+dan+menjauhi+larangan-larangan-Nya.+Wallahu%27alam+bish+shawab%0D%0A%0D%0A

Ma'rifatullaah

1. Rejeki yang sudah dijamin Yaitu rezeki penguat tubuh, diantaranyayaitu pemenuhan kebutuhan akan makan dan minuman, namun ada orang yang matikelaparan adilkah ALLOH ? sebenarnya dia bukan mati karena lapar, namunwaktu hidupnya sudah habis dalam keadaan lapar, tidak kelaparan juga suatusaat kita pasti akan mati, bahkan mungkin ada diantara manusia yang matikarena makanan. Kalau misalkan kita mengalami krisis lapar luar biasakemudian tetap bekerja keras, mencari solusi, membanting tulang memeraskeringat untuk mencari sesuap nasi maka semua ini menjadi amal sholeh, matibelum mendapat makanan, bukan berarti kita mati dalam keadaan hina.QS. Huud: 6, maka jangan takut tidak mendapat makan tapi takut bila kitatidak bisa mengenal siapa yang memberi rezeki, jangan takut tidak dapatmakan, tapi takut kita dan anak-anak kita tidak tahu halal haramnyamakanan.2. Rejeki yang digantungkan Maka ukuran rezeki setiap orang berbeda-beda,ada yang rezeki yang hanya sebesar keler, ada yang sebesar baskom dan adajuga yang sebesar tangki dan ada juga yang diberi rezeki sebesar cangkir,maka kita harus pandai-pandai bersyukur karena semua itu sudah diatursedemikian cermat oleh ALLOH. Ada yang ditakdirkan menjadi orang miskin danada yang dijadikan orang kaya dan ada juga yang diberikan rezeki cukup. Adayang menjadi menteri, kepala kantor, mandor dan kuli, demikian ALLOHmenciptakannya semua begitu beragam, bayangkan bisa semua orang menjadiorang kaya, maka setiap orang tidak ada yang bekerja karena sudah punyabanyak uang, para pedangang tidak lagi berjualan karena sudah punya banyakuang, tidak ada penjahit, tidak ada guru, tidak ada pembantu, tukangbangunan dan lain sebagainya, maka apalah jadinya dunia ini, bila semuamenjadi kacau seperti itu, Maha Suci ALLOH yang telah menciptakannya begiturumit dan beraturan. Yang terpenting bagaimana kita menjemput rezeki inidengan halal berkah, jadi rezeki sudah disiapkan, kita bakal ketemu denganrezeki kita, asal kita ikhtiar, hanya mati-matian ikhtiar tetap saja tidakakan lepas dari dosis yang ada.3. Rejeki yang dijanjikan Mangkok kecil tetapi di atasnya ada teko, tekoinimengeluarkan air, sampai penuh, luber. Jadi tidak apa-apa kita memilikirezeki yang pas-pasan yang penting alirannya deras, melimpah,tidak akan pernah berkurang walaupun setiap hari disedahkan, inilah jaminanALLOH kepada ahli syukur 10 sampai 700 kali lipat, kita sedekah,kita memberi makan orang miskin, menyekolahkan anak-anak memberi nafkahorang fakir, melunasi hutang orang dan tak akan pernah berkurang karenaitulah yang jadi bekal akhirat kita, jadi enggak usah ingin ukurannyaseperti orang lain. SantosaKH. Abdullah Gymnastiar,